Saturday, 5 March 2011

my files

Di antara sadar dan tidak sadar, aku merasa di bawa ke sebuah tempat penyimpanan file-file kehidupan.

Begitu banyak file terjajar rapi dihadapanku. Tak sabar kuambil salah satu file, begitu terkejutnya saat kubuka file itu, berisi tumpukan kebencian, dendam, kepahitan, kedengkian untuk mengambil yang bukan menjadi milikku, dan rancangan-rancangan jahat yang sudah aku lakukan kepada orang yang telah mengecewakan.

Aku pikir tak seorang pun yang tahu rencana jahatku ini, tapi mengapa semua kejahatanku begitu rapi terekam dalam file ini?

Kucoba mengambil file yang lain, saat kubuka file itu, langsung aja aku ingat apa yang pernah aku lakukan selama ini. Dosa-dosa seksual yang sampai hari ini aku lakuka.. Akupun tak melanjutkan melihatnya…

Namun aku masih mengharapkan melihat rekaman hidupku yang baik. Kucoba membuka satu file lagi. Akupun tak kuasa ketika file itu membawa aku ke dalam sebuah peristiwa yang terjadi satu tahun yang lalu. Aku benar-benar seorang anak yang tidak pernah mau taat kepada orang tua. Aku selalu memberontak dan tak pernah terpikir dibenak pikiranku bahwa apa yang aku lakukan selama ini ternyata begitu membuat hati orang tuaku terluka, dan hati orang yang disekelilingku kecewa.

Ditengah-tengah keputusaasanku karena file-file itu, aku sempat bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, dimanakah aku bisa mendapatkan rekaman-rekaman hidupku yang baik?” Dan Tuhan pun menunjukan kepadaku file-file yang jumlahnya sangat sedikit dan tidak sebanding dengan file-file yang berisi rekaman-rekaman kejahatanku.

Aku mulai membuka fileku yang berisi rekaman yang “baik”. Terlihat aku memberikan uluran tangan kepada temanku yang perlu pertolongan, tapi alangkah terkejutnya ketika aku tahu bahwa tujuan dari kebaikan yang aku lakukan hanyalah demi sebuah pujian. Aku pun membuka file-file yang lain, itu hanya membuat aku mengerti kalau kebaikanku selama ini enggak tulus dan penuh kemunafikan.

Betapa inginnya aku memperbaiki hidupku dengan goresan baru. Tapi rasanya itu tak mungkin. Aku ragu apakah Tuhan masih mau mengampuni dan mengasihi aku.

Tuhan mulai menatapku.. Aku merasa IA ingin agar aku menatap mata-NYA dan aku tidak mau. Aku malu… Aku takut…

Aku tahu tatapan-NYA penuh dengan tuduhan-tuduhan dosa yang selama ini aku lakukan. Kukira, disana aku akan menghadapi suatu tuntutan dan dakwaan. Akhirnya, kukumpulkan seluruh keberanianku untuk menatap mata-NYA. Begitu terkejutnya aku…

Tidak ada tuduhan…Tidak ada tuntutan maupun dakwaan…

Mata-NYA menatapku dengan lembut dan berkata “AKU mengasihimu…”

Lalu akupun keluar dan akupun menangis.


source : http://www.facebook.com/notes/pdkk-bina-nusantara/my-file/1577125555504

No comments: